4Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim. Biokimia Naisha Pratiwi ā August 06, 2021 1:23 am Comments off. Sifat kerja enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim dibahas di bawah ini. Kondisi reaksi berdampak besar pada aktivitas enzim. Enzim sangat memperhatikan kondisi optimal yang disediakan untuk reaksi seperti suhu, pH
Ternyataada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim. Mulai dari suhu, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, tingkat keasaman (pH), aktivator dan inhibitor. Untuk penjelasan lebih lanjut, mari disimak penjelasannya di bawah ini! 1. Suhu.
Postingankali ini kami akan membahas tentang faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Faktor-faktor tersebut adalah : temperature atau suhu, pH, Inhibitor and Aktivator, serta c ofactor. 1. Temperature atau suhu. Laju suatu reaksi kimia akan meningkat jika suhu dinaikkan karena kenaikan suhu akan meningkatkan pergerakan acak dari molekul
Faktoryang Mempengaruhi Enzim. Cara kerja pada enzim juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya keadaan lingkungan seperti halnya dalam protein lain. Enzim akan mengalami gangguan kerja jika kondisinya tidak sesuai. Adapun beberapa faktor pada enzim yaitu meliputi: Temperatur. Faktor yang mempengaruhi enzim pertama ialah temperatur.
5Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Beserta Penjelasannya lengkap. By hasbimutsani Posted on June 18, 2021. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim - Sudah tahukah anda apa itu enzim? Enzim merupakan molekul [] Recent Posts.
vjwZF. Enzim merupakan salah satu jenis protein di dalam sel yang memiliki peran penting bagi tubuh, khususnya dalam proses metabolisme. Ketika produksi atau aktivitas enzim mengalami gangguan, maka proses metabolisme di dalam tubuh pun ikut terganggu yang menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit serius dalam tubuh kita. Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme. Perannya adalah sebagai katalis untuk reaksi kimia. Di dalam perjalanannya, ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi aktifitas enzim di dalam tubuh kita, diantaranya suhu, derajat keasaman pH, Konsentrasi Substrat, Konsentrasi Enzim, Aktivator, dan Inhibitor. Suhu Sebagian besar enzim bekerja optimal di suhu tubuh normal. Masing-masing enzim mempunyai suhu optimum yang berbeda-beda. Pada umumnya enzim bekerja optimum pada suhu 400C. Apabila suhu di lingkungan enzim sedikit menurun, maka efektifitas enzim cenderung akan melambat. Kondisi ini terjadi karena energi kinetik yang rendah, sehingga mereka bergerak lambat dan tidak sering bertabrakan. Baca juga Sifat, Struktur, dan Cara Kerja Enzim Sedangkan jika suhu di lingkungan enzim terlalu tinggi, maka enzim beresiko mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur kimia enzim yang mengakibatkan enzim rusak dan tidak dapat menjalankan fungsinya. Sisi aktif tidak akan lagi mengikat ke substrat maka tidak aka nada reaksi yang terjadi. Derajat Keasaman pH Seperti halnya suhu, enzim akan bekerja optimum pada kondisi pH tertentu. Pada umumnya pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, terdapat beberapa pengecualian, sebagai contoh enzim pepsin bekerja optimum pada pH = 2 di lambung untuk memecah protein menjadi pepton. Konsentrasi Substrat Laju suatu reaksi enzim akan meningkat seiring dengan penurunan konsentrasi substrat. Ketika konsentrasi substrat semakin banyak kerja enzim akan menurun, sehingga dibutuhkan penambahan enzim untuk mengatasinya. Konsentrasi Enzim Konsentrasi enzim dengan laju reaksi enzim berbanding lurus, artinya laju reaksi enzim akan bertambah secara konstan seiring dengan adanya penambahan konsentrasi enzim. Aktivator Zat pengaktif seperti bahan kimia tertentu mampu meningkatkan kerja enzim. Contohnya, logam alkali, logam alkali tanah, Co, Mg, Mn, dan Cl. Inhibitor Inhibitor adalah senyawa yang mampu menghambat kerja enzim. Inhibitor menyebabkan aktivitas enzim terganggu, sehingga enzim tidak bekerja secara optimal. Terdapat 2 macam inhitor, yaitu Inhibitor kompetitif, merupakan suatu senyawa kimia yang menyerupai struktur substrat dan akan bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim. Apabila sisi aktif enzim sudah ditempati oleh inhibitor kompetitif dari substrat maka substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor non kompetitif, adalah suatu senyawa kimia yang menghambat kerja enzim dengan cara melekat pada bagian selain sisi aktif enzim yaitu sisi alosterik. Pengikatan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sisi aktif enzim, akibatnya substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Please follow and like us Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Related TopicsAktivitas EnzimBiologiEnzimKelas 12
Home Ā» Kongkow Ā» Materi Ā» 6 Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim dan Kurva Pengaruhnya - Kamis, 12 Desember 2019 1434 WIB Berdasarkan sifat-sifat protein yang dimilikinya, kerja enzim dipengaruhi oleh 4 faktor. Keempat faktor yang mempengaruhi kerja enzim tersebut, di antaranya yaitu suhu atau temperatur, pH derajat keasaman, konsentrasi enzim dan substrat, serta pengaruh zat penghambat inhibitor. Secara lengkap pengaruh dari keempat faktor tersebut beserta grafiknya dijelaskan sebagaimana berikut. 1. Pengaruh Temperatur Karena enzim adalah zat yang tersusun atas protein, maka enzim juga memiliki sifat thermolabil atau sifat mudah rusak karena pengaruh suhu. Oleh karena itu, suhu atau temperatur termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Suhu terlalu tinggi akan membuat enzim mengalami denaturasi protein atau kerusakan, sementara suhu yang terlalu rendah akan membuat reaksi kerja enzim terhambat. Masing-masing enzim memiliki suhu optimum yang berbeda. Akan tetapi, rata-rata enzim dapat bekerja pada suhu optimum antara 30 sd 40 derajat Celcius. Umumnya enzim tidak akan menunjukan reaksi jika suhu di sekitarnya turun hingga 0 derajat Celcius. Akan tetapi, pada suhu ini enzim tidak akan rusak. Ia akan bekerja dan aktif kembali jika suhu telah normal. Enzim baru akan rusak jika terkena pengaruh temperatur yang tinggi. Enzim rusak bila kondisi suhu disekitarnya mencapai 60 derajat Celcius. Secara sederhana, pengaruh suhu terhadap kerja enzim dapat dilihat pada gambar atau grafik di bawah ini! Baca Juga Sifat-sifat Enzim dan Penjelasannya Enzim Pengertian, Struktur, Klasifikasi, dan Komponen Penyusun Enzim Pengertian dan Macam-macam Inhibitor Enzim 2. Pengaruh pH Selain suhu, pH juga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Perubahan pH pada lingkungan sekitar enzim akan membuat perubahan asam amino kunci di sisi aktif enzim. Hal ini membuat sisi aktif enzim terhalangi untuk dapat bergabung dengan substrat. pH optimum yang diperlukan masing-masing enzim mempunyai kisaran yang berbeda, tergantung dari jenis enzimnya. Secara sederhana, grafik pengaruh pH terhadap laju reaksi enzim dapat dilihat pada gambar di samping. 3. Pengaruh Konsentrasi Substrat dan Enzim Reaksi kerja enzim dapat optimum jika perbandingan antara konsentrasi substrat dan enzim berada dalam jumlah yang seimbang. Bila jumlah enzim lebih sedikit dibanding jumlah substratnya, maka reaksi hanya akan berjalan lambat sehingga ada beberapa substrat yang tidak terkatalisasi. Sementara, bila jumlah enzim lebih banyak dibanding jumlah substratnya, maka reaksi akan berjalan sangat cepat. Secara sederhana, pengaruh konsentrasi sebagai faktor yang mempengaruhi kerja enzim dapat dilihat pada grafik di bawah ini. 4. Pengaruh Inhibitor Laju reaksi enzim sebagai biokatalisator suatu substrat juga dipengaruhi adanya zat penghambat atau inhibitor. Bila inhibitor ditambahkan atau muncul dalam lingkungan reaksi, maka kecepatan kerja enzim akan menurun. Cara kerja inhibitor ini adalah dengan membentuk ikatan kompleks enzim-nhibitor yang masih mampu atau tidak mampu bereaksi dengan substratnya. Secara umum, ada 2 jenis inhibitor dalam faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Keduanya yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif. a. Inhibitor kompetitif Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang mempunyai struktur mirip dengan substrat. Oleh karenanya, antara inhibitor dan substrat akan saling bersaing dalam melakukan ikatan dan bergabung dengan sisi aktif enzim. Bila inhibitor yang lebih dulu berikatan, maka substrat tidak akan terkatalis, begitupun sebaliknya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar ilustrasi mekanisme penghambatan oleh inhibitor kompetitif pada gambar di bawah ini. b. Inhibitor non kompetitif Inhibitor non kompetitif adalah inhibitor yang jika telah melakukan ikatan pada suatu bagian enzim mampu mengubah sisi aktif enzim menjadi tidak sesuai dengan struktur substrat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar ilustrasi mekanisme penghambatan oleh inhibitor non kompetitif pada gambar di atas. Nah, demikianlah penjelasan mengenai 4 faktor yang mempengaruhi kerja enzim lengkap dengan penjelasan dan grafiknya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah kekayaan wawasan Anda dalam sub bab metabolisme di pelajaran biologi ini. Silakan lanjutkan pembahasan Anda dengan membaca artikel selanjutnya yaitu mengenai cara kerja enzim menurut teori lock and key. Artikel Terkait Saat Gibran Menjual Barang dengan Harga Rp Gibran untung 20% dari Harga Beli. Berapa Harga Barang Tersebut? Dalam Sehari Kuli Bangunan Bekerja Sebanyak 9 jam. Setiap Minggu Dia Bekerja 5 hari Dengan Upah Hitunglah Luas Permukaan Tabung yang Berdiameter 28 cm dan Tinggi 12 cm! Sebuah Kemasan Berbentuk Tabung dengan Jari-jari alas adalah 14 cm. Jika Tinggi Tabung 15 cm, Tentukan Luas Permukaan Tabung Tersebut! Edo Memiliki Mainan Berbahan Kayu Halus Berbentuk Limas Segitiga. Tinggi Mainan Itu 24 cm, Alasnya Berbentuk Segitiga Siku-siku Hitunglah Volume Seperempat Bola dengan Jari-jari 10 cm Seorang Anak Akan Mengambil Sebuah Layang-layang yang Tersangkut di Atas Sebuah Tembok yang Berbatasan Langsung dengan Sebuah Kali Jika Diketahui Panjang Rusuk Kubus Seluruhnya 72 cm, Maka Volume Kubus Tersebut Adalah? Sebuah Bak Berbentuk Kubus dengan Panjang Sisi 7 dm Berisi 320 liter air. Agar Bak Tersebut Penuh Hitunglah Volume Kerucut Terbesar yang Dapat Dimasukkan ke dalam Kubus dengan Panjang Sisi 24 cm Cari Artikel Lainnya
Faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut. Suhu Kecepatan reaksi enzimatik akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu disebabkan molekul substrat bergerak lebih cepat dan lebih sering bertumbukan dengan tempat sisi aktif. Namun, diluar suhu tersebut, laju reaksi enzimatik akan menurun drastis akibat terputusnya ikatan hidrogen dan ikatan ionik lainnya yang merangkai molekul enzim. Hal ini menyebabkan enzim mengalami denaturasi terjadi perubahan atau modifikasi terhadap konformasi protein. Setiap enzim memiliki suatu suhu optimal, yaitu suhu ketika laju reaksi enzim paling cepat. Sebagian besar enzim manusia memiliki suhu optimal sekitar 35āC ā 40āC. Pada suhu di atas atau di bawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang. Pada suhu di bawah 0āC, enzim tidak dapat bekerja tetapi enzim tidak rusak sehingga jika keadaan suhu normal kembali enzim dapat bekerja lagi. Pada suhu tinggi di atas 55oC, enzim akan rusak. Derajat Kesamaan pH Sebagian besar enzim memiliki pH optimal sekitar 6-8. Namun, pepsin enzim pencernaan dalam lambung bekerja paling baik pada lingkungan asam, yaitu pH 2. Tripsin dalam usus bekerja pada lingkungan basa dengan pH optimal 8. Gambar. Perbandingan pH normal pepsin dengan tripsin Inhibitor zat penghambat Insektisida seperti DDT dichloro diphenyl trichloroethane, dieldrin, endrin, karbamat, dan paration dapat membunuh hama, hewan, bahkan manusia dengan menghambat kerja enzim asetilkolinesterase enzim sistem saraf. Contoh inhibitor lainnya adalah aspirin yang digunakan sebagai obat. Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradangan prostaglandin sehingga dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Gambar. Perbandingan laju reaksi yang dipengaruhi oleh inhibitor kompetitif, nonkompetitif, dan tanpa inhibitor Aktivator Aktivator ialah molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dan substrat. Biasanya zat ini bergabung dengan enzim pada tempat yang disebut sisi alosterik sehingga disebut efektor alosterik. Penggabungan antara efektor alosterik dan enzim menyebabkan perubahan pada bentuk molekul enzim sehingga sisi aktif enzim cocok dengan substrat dan kerja enzim menjadi lebih efektif. Contohnya, ion klorida CI yang mengaktifkan amilase dalam saliva air ludah. Konsentrasi Enzim Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin cepat proses terjadinya reaksi. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan laju reaksi. Konsentrasi Substrat Apabila sisi aktif enzim belum bekerja seluruhnya, penambahan konsentrasi substrat dapat mempercepat terjadinya reaksi. Tetapi, jika semua sisi aktif enzim sudah bekerja, penambahan konsentrasi substrat tidak akan mempercepat reaksi. Dengan kata lain, konsentrasi substrat telah berada pada titik jenuh atau kecepatan reaksi sudah maksimal. Zat Hasil Dalam kondisi normal, reaksi awal akan berlangsung secara cepat. Namun, jika sudah terbentuk penimbunan produk, laju reaksi akan melemah. Jika penimbunan produk disingkirkan, reaksi akan kembali cepat.
Pengertian enzim ā Pada tubuh manusia terjadi reaksi pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energy dalam bentuk ATP. Reaksi ini sebagai salah satu dari beberapa reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Sama halnya pada tubuh tumbuhan, juga terjadi reaksi kimia yang disebut fotosintesis. Sehingga, seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup ini disebut metabolisme. Reaksi-reaksi kimia pada metabolisme ini terjadi sangat cepat. Enzim sebagai komponen yang sangat berperan terhadap reaksi-reaksi yang ada. Apakah grameds tahu tentang enzim? Nah, jika belum tahu, maka bisa simak artikel ini, Grameds. Jadi, tunggu apalagi Yuk kita simak! Pengertian EnzimStruktur EnzimEnzim di Dalam SelSifat-Sifat EnzimEnzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikitDengan kondisi stabil, enzim tidak akan terpengaruh pada reaksi yang adaEnzim tidak memengaruhi keseimbangan rekasiKerja katalis enzim spesifikEnzim tersusun atas proteinEnzim merupakan biokatalisatorEnzim dapat digunakan berulang kali/reusableEnzim tidak ikut berubah menjadi produkKerja enzim bersifat bolak-balik atau reversibleEnzim merupakan koloidTidak menentukan arah reaksiKlasifikasi EnzimHidrolase KarbohidraseEsteraseProteinase atau proteaseOksidase dan ReduktaseDesmolase Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja EnzimTemperatur atau suhuKonsentrasi enzim dan substratZat-zat penggiat Inhibitor enzimInhibitor kompetitif Inhibitor non kompetitifInhibitor umpan balikKategori Ilmu BiologiMateri Biologi Kelas 12 pixabay Enzim merupakan biomolekul yang memiliki fungsi sebagai katalis yang ada pada suatu reaksi kimia. Dalam hal ini, katalis adalah senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Jika zat ini tidak ada, maka bisa menghambat aktivitas yang terjadi pada organ tubuh. Selain itu, enzim disebut sebagai biokatalisator yang memiliki peran untuk mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa adanya perubahan struktur pada kimia. Pada reaksi ini, substrat sebagai molekul awal reaksi dan enzim yang mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, hal ini disebut dengan produk. Secara umum, semua proses biologis membutuhkan enzim untuk keberlangsungan dengan cepat. Menurut Kuhne 1878, enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi. Berdasarkan studi yang telah diteliti maka enzim merupakan suatu protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi gugus prosteti, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, namun ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut sebagai koenzim,yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagiannya, seperti vitamin B2, B1, B6, niacin dan biotin. Struktur Enzim Enzim terdiri dari dua komponen, yaitu bagian pro apoenzim dan bukan dari bagian protein gugus prostetik. Apoenzim ini terbentuk dari protein serta bisa dengan mudah berubah. Perubahan ini dapat terjadi tergantung pH serta suhu. Sementara itu, pada gugus prostetik bisa dikatakan sebagai gugus yang sudah tidak aktif lagi. Di dalam zat ini, terkandung berbagai macam unsur logam, yaitu magnesium, natrium, besi, dan mangan. Akan tetapi di dalam prostetik ini terdapat juga bahan-bahan organik yang bukan termasuk protein. Misalnya, vitamin B. Enzim di Dalam Sel pixabay Sel hidup bisa diibaratkan seperti pabrik kimia yang bergantung pada energi yang harus mengikuti berbagai kaidah kimia. Sementara itu, suatu reaksi kimia yang memungkinkan adanya adanya suatu kehidupan disebut juga dengan nama metabolisme. Terdapat reaksi berkesinambungan yang terjadi di dalam setiap sel, sehingga metabolisme merupakan reaksi yang menakjubkan. Lintasan metabolisme harus diatur secara seksama agar sel mempunyai fungsi dan dapat berkembang dengan semestinya. Sel dapat mengatur lintasan metabolisme yang mana yang berjalan dan seberapa cepat dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan enzim dalam jumlah yang sesuai dan pada saat diperlukan. Hampir semua reaksi kimia berlangsung sangat lambat tanpa katalis dan enzim merupakan katalis yang lebih khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau senyawa anorganik lainnya, yang dapat diserap tumbuhan dan tanah. Jadi, enzim umumnya meningkatkan kecepatan reaksi dengan faktor antara 18Y HINGGA 1020. Dibanding dengan katalis buatan manusia, enzim biasanya 10K hingga 10c kali lebih efektif. Enzim juga jauh lebih spesifik daripada katalis anorganik atau bahkan katalis organik sintetik dalam hal ragam reaksi yang dapat dikatalisis, sehingga reaksi dapat dikendalikan dengan terbentuknya senyawa tertentu yang dibutuhkan untuk senyawa dalam kehidupan. Pada katalisator memiliki fungsi untuk mempercepat terhadap reaksi yang bisa digunakan secara berulang-ulang. Misalnya, satu katalisator bisa membuat reaksi sebanyak 2 sampai 3. Di dalam sel enzim terdistribusi merata di seluruh plasma, tetapi terkonsentrasi pada organel-organel tempat terjadinya reaksi. Contohnya, enzim yang berkaitan dengan reaksi Calvin dan Krebs berkumpul di mitokondria dan kloroplas. Enzim yang dibutuhkan dalam sintesis DNA dan RNA serta untuk proses mitosis terdalam di dalam inti sel. Enzim-enzim si dalam sel akan bekerja secara berkesinambungan. Artinya, produk suatu tahap reaksi akan dibebaskan pada tempat dimana produk ini dapat segara dikonversi oleh enzim lain berikutnya. Ada beberapa enzim yang dijumpai di luar organela, tetapi juga tidak tersebar karena adanya reticulum endoplasma yang becabang-cabang. Mengetahui enzim lebih dalam bisa melalui buku Enzim dan Pemanfaatannya. Dalam buku ini, pembaca bisa mengetahui manfaat enzim bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga manfaat enzim untuk industri. Selain itu, lewat buku ini, kamu akan lebih mudah dalam memahami karakteristik enzim. Segera dapatkan buku ini, dengan klik tombol āBeli Sekarangā. Sifat-Sifat Enzim Selain membahas tentang pengertian dan juga struktur enzim, maka pada poin ini, kita akan membahas tentang sifat-sifat enzim. Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit Hal ini hanya membutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengubah di dalam reaksi kimia. Dengan kondisi stabil, enzim tidak akan terpengaruh pada reaksi yang ada Hal ini dapat terjadi karena sifat protein dan enzim aktivitas dipengaruhi oleh pH dan suhu. Pada kondisi yang dianggap tidak optimum suatu enzim merupakan senyawa realtif tidak stabil dan dipengaruhi oleh reaksi yang dikatalisisnya. Enzim tidak memengaruhi keseimbangan rekasi Meskipun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi tersebut. Jika kecepatan yang tinggi, maka suatu enzim akan mempunyai timbal balik dalam sistem hidup yang berlangsung. Kerja katalis enzim spesifik Enzim menunjukkan kekhasan untuk reaksi yang dikatalisnya. Jadi, pada suatu enzim yang mengkatalis suatu reaksi, maka enzim tersebut tidak mengkatalis enzim lainnya. Enzim tersusun atas protein Zat pembentuk atau penyusun enzim adalah protein. Akan tetapi, tidak semua jenis protein adalah enzim. Enzim merupakan biokatalisator Enzim merupakan biokatalisator yang jika diartikan adalah enzim hanya dapat mengubah kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energinya. Enzim dapat digunakan berulang kali/reusable Selama enzim tidak rusak, maka enzim dapat digunakan berulang-ulang kali karena tidak ikut bereaksi. Enzim tidak ikut berubah menjadi produk Meskipun enzim bekerja untuk mengubah substrat menjadi produk, tetapi enzim tidak ikut berubah menjadi produk juga, ya grameds. Kerja enzim bersifat bolak-balik atau reversible Suatu enzim dapat melakukan reaksi dua arah, yaitu substrat menjadi produk atau produk menjadi substrat. Enzim merupakan koloid Enzim tersusun atas komponen protein. Oleh sebab itu, sifat enzim tergolong koloid. Aktivitas pada enzim cenderung besar karena ia memiliki permukaan antar partikel yang cukup besar. Tidak menentukan arah reaksi Enzim tidak mempunyai peran untuk melangkah kemana arah reaksi tersebut. Misalnya, tubuh yang kekurangan glukosa maka akan bisa memecah gula cadangan atau glikogen dan juga sebaliknya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau enzim ini tersusun dari protein. Oleh sebab itu, melalui buku Protein & Enzim, pembaca akan lebih mudah dalam memahami hubungan antara protein dan juga enzim. Buku yang ditulis dengan bahasa yang sederhana ini, sangat pas untuk dibaca oleh para mahasiswa yang sedang mendalami protein dan enzim. Klasifikasi Enzim Berikut ini klasifikasi enzim yang perlu kamu ketahui. Hidrolase Hidrolase adalah enzim-enzim yang dapat melakukan penguraian terhadap suatu zat dengan adanya bantuan dari air. Hidrolase sendiri masih terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan substratnya, antara lain Karbohidrase Karbohidrase merupakan enzim yang mengeluarkan golongan karbohidrat. Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikan, misal Amylase, yaitu enzim yang menguraikan amilum suatu polisakarida menjadi maltosa 9 suatu disakarida. Maltase, adalah enzim yang memproses maltosa menjadi glukosa. Sukrase, merupakan enzim yang mengubah sukrosa gula tebu menjadi glukosa dan fruktosa. Laktase adalah enzim yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Selulase, merupakan enzim yang memproses selulosa suatu polisakarida menjadi selobiosa suatu disakarida. Pectinase, yaitu enzim yang menguraikan pectin menjadi asam pectin. Esterase Esterase merupakan enzim-enzim yang menguraikan golongan ester. Contoh-contohnya Lipase, adalah enzim yang menghancurkan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Fosfatase, adalah enzim yang memproses suatu ester hingga terlepas asam fosfat. Proteinase atau protease Proteinase atau protease yaitu enzim-enzim yang menghancurkan golongan protein. Contoh-contohnya Peptidase, adalah enzim yang memproses petida menjadi asam amino. Gelatinase yaitu enzim yang menguraikan gelatin. Renin adalah enzim yang memecah kasein dari susu. Oksidase dan Reduktase Oksidase dan reduktase adalah enzim yang membantu dalam proses oksidasi dan reduksi. Enzim oksidase dibagi lagi menjadi Dehydrogenase yaitu enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi. Katalase adalah enzim yang dapat melakukan penguraian terhadap hidrogen peroksida menjadi oksigen serta air. Desmolase Desmolase adalah enzim-enzim yang menguraikan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya. Enzim desmolase dibagi lagi menjadi Karboksilase adalah enzim yang menguraikan asam piruvat menjadi asetaldehida. Transaminase yaitu enzim yang memindahkan gugusan amino dari suatu asam amino ke suatu asam organic sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim antara lain temperature, derajat keasaman pH, konsentrasi enzim dan substrat, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH tingkat keasaman optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan jika bentuk suhu dan keasaman berubah. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor sebagai molekul yang meminimalisir aktivitas enzim, sedangkan untuk activator molekul yang meningkatkan aktivitas enzim. Berikut ini faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja dari enzim. Temperatur atau suhu Enzim yang tersusun dari protein, sangat peka terhadap temperature. Apabila temperatur terlalu tinggi maka dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperature yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. Pada umumnya temperature optimum enzim adalah 30- 400C. Kebanyakan enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun hingga 0c, namun enzim tidak rusak, bila suhu normal maka enzim akan aktif kembali. Enzim dapat tahan pada suhu rendah, namun jika suhu diatas 500 c akan mengalami kerusakan. Konsentrasi enzim dan substrat Agar reaksi berjalan dengan optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan subtract harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat, bahkan ada subtract yang tidak terkatalisasi. Reaksi akan cepat jika enzim semakin banyak. Zat-zat penggiat Adapun zat kimia tertentu bisa meningkatkan enzim. Misalnya, garam-garam dan juga logam alkali dengan konsentrasi encer yakni 2 persen hingga 5 persen, sehingga bisa mengontrol kerja enzim. Adapun zat-zat penggiat lainnya, seperti Mn, Mg, Co, ion, dan sebagainya. Inhibitor enzim Beberapa zat kimia bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya saja, garam yang mengandung raksa dan juga sianida. Ada tiga jenis inhibitor atau penghambat yang perlu grameds pahami. Berikut ini diantaranya Inhibitor kompetitif Pada penghambatan inhibitor, maka setiap zat penghambatnya memiliki struktur yang hampir sama dengan struktur substrat. Oleh sebab itu, zat penghambat akan berpotensi terhadap sisi aktif enzim. Jika penghambat lebih dulu berkaitan dengan sisi aktif enzim, maka substratnya tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor non kompetitif Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim inhibitor, karena sisi aktif enzim berubah. sehingga enzim akan kehilangan aktivitasnya. Oleh karena itu, permukaan sisi aktif tidak dapat berhubungan dengan substrat. Inhibitor umpan balik Suatu reaksi yang dapat menghambat sebuah proses kerja enzim pada reaksi tersebut. Dari semua pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa enzim ini sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, ada juga beberapa faktor yang akan memengaruhi kerja dari enzim itu sendiri. Nah, itulah pengertian, struktur, sifat dan faktor yang mempengaruhi enzim, ya grameds. Ternyata enzim mempunyai peran yang penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup ya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat sekaligus bisa menambah wawasan kamu. Jika Grameds masih bingung, dan membutuhkan referensi terkait tentang pengertian, struktur, sifat dan faktor yang mempengaruhi enzim secara lengkap, kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Sebagai SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Semoga artikel ini menginspirasimu ya! Penulis Rosyda Nur Fauziyah Rujukan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
1. Suhu temperatur Aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Enzim pada suhu 0°C tidak aktif, akan tetapi juga tidak rusak. Jika suhu dinaikkan sampai batas optimum, aktivitas enzim semakin meningkat. Jika suhu melebihi batas optimum, dapat menyebabkan denaturasi protein yang berarti enzim telah rusak. Suhu optimum untuk aktivitas enzim pada manusia dan hewan berdarah panas ± 37°C, sedangkan pada hewan berdarah dingin ± 25°C. 2. pH derajat keasaman Enzim mempunyai pH optimum yang dapat bersifat asam maupun basa. Sebagian besar enzim pada manusia mempunyai pH optimum antara 6ā8, misalnya enzim tripsin yang mendegradasi protein. 3. Konsentrasi enzim Pada umumnya konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Hal ini berarti penambahan konsentrasi enzim mengakibatkan kecepatan reaksi meningkat hingga dicapai kecepatan konstan. Kecepatan konstan tercapai apabila semua substrat sudah terikat oleh enzim. 4. Zat-zat penggiat aktivator Terdapat zat kimia tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas enzim. Misalnya, garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer 2%ā5% dapat memacu kerja enzim. Demikian pula dengan ion logam Co, Mg, Ni, Mn, dan Cl. 5. Zat kimia penghambat Beberapa zat kimia dapat menghambat aktivitas enzim, misalnya garam garam yang mengandung merkuri Hg dan sianida. Dengan adanya zat penghambat ini, enzim tidak dapat berikatan dengan substrat sehingga tidak dapat menghasilkan suatu produk. 6. Kofaktor Kofaktor dapat membantu enzim untuk memperkuat ikatan dengan substrat atau kebutuhan unsur anorganik, seperti karbon. Selain itu, kofaktor juga membantu proses transfer elektron. 7. Inhibitor Inhibitor mengganggu kerja enzim. Berdasarkan pengertian dari kata dasarnya inhibit artinya menghalangi, inhibitor merupakan senyawa yang dapat menghambat kerja enzim. Inhibitor secara alami dapat berupa bisa racun yang dikeluarkan oleh hewan, seperti ular atau laba-laba. Inhibitor akan mencegah sisi aktif untuk tidak bekerja. Beberapa obat-obatan juga berfungsi sebagai inhibitor, seperti penisilin yang berguna menghambat kerja enzim pada mikroorganisme. Inhibitor kompetitif adalah molekul penghambat yang bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Namun setelah inhibitor menempati sisi aktif, enzim bebas dan produk tidak segera terbentuk, sehingga jumlah enzim atau kompleks enzim substrat berkurang Inhibitor non-kompetitif adalah penghambat yang dapat berikatan dengan enzim maupun dengan kompleks enzim-substrat. Jika inhibitor menempel pada enzim, maka struktur sisi aktif enzim akan berubah namun substrat masih bisa menempel pada sisi aktif, tetapi kerja enzim tidak dapat terlaksana 8. Kadar air Rendahnya kadar air dapat menyebabkan enzim tidak aktif. Sebagai contoh, biji tanaman yang dalam keadaan kering tidak akan berkecambah. Hal ini disebabkan oleh tidak aktifnya enzim sebagai akibat dari rendahnya kadar air dalam biji. Biji akan berkecambah jika direndam. Kadar air yang cukup dapat mengaktifkan kembali enzim. Referensi Campbell, Neil A., Jane B Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, & Peter V. Minorsky. 2017. BIOLOGY eleventh edition. New York Pearson Education, Inc. Kistinnah, Idun., & Endang Sri Lestari. 2009. Biologi 3 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. P.,Fictor Ferdinand, & Moekti Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 3 untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Rachmawati, Faidah., Nurul Urifah, & Ari Wijayati. 2009. Biologi untuk SMA/ MA Kelas XII Program IPA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Sembiring, Langkah., & Sudjino. 2009. Biologi Kelas XII untuk SMA dan MA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Subardi, Nuryani, & Shidiq Pramono. 2009. Biologi 3 Untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
faktor yang mempengaruhi kerja enzim beserta grafiknya